Kinormatan

SUGENG RAWUH ..... SELAMAT DATANG DI BLOG'E CAH PASIR

Jumat, 25 Mei 2012

ILMU DAN HARTA


Dalam hadits yang keempat dalam kitab ushfuriyyah dikisahkan bahwa diriwayatkan oleh Ibrahim dari ‘Ilqimah dari Abdulloh bin Mas’ud r.a. ia berkata: bahwa Rasululloh SAW bersabda: “Barang siapa belajar satu bab dari ilmu yang bermanfaat di dunia dan di akhirat, maka Allah akan menganugerahkan baginya kebaikan tujuh ribu tahun yang siang harinya untuk berpuasa dan malam harinya untuk qiyamul lail yang pasti diterima dan TANPA tertolak.
Diriwayatkan pula dari Ibrahim bin ‘Ilqimah dari Abdulloh r.a. ia berkata: bahwa Rasululloh SAW bersabda: “Membaca al-Qur’an merupakan amalan-amalan orang yang merasa cukup, shalat merupakan amalan-amalan orang yang lemah, puasa merupakan amalan-amalan orang faqir, membaca tasbih merupakan amalan-amalan wanita, shodaqoh merupakan amalan-amalan orang yang dermawan, tafakkur merupakan amalan-amalan orang dhu’afa, apakah saya tidak menunjukkan kepadamu amal-amal yang utama? Kemudian Rasululloh ditanya: apakah amalan-amalan yang utama itu wahai Rasulullah? Kemudian Rasulullah menjawab: “amalan-amalan yang utama itu ialah mencari ilmu, sesungguhnya ilmu itu ialah nuur al mu’min (cahayanya orang mukmin) di dunia dan di akhirat”. Lalu Rasulullah bersabda: “saya adalah kotanya ilmu dan Ali r.a. adalah kuncinya”.
Ketika orang-orang khawarij mendengar hadits ini, mereka menghasud Ali r.a., maka sepuluh orang dari pembesar mereka berkumpul dan berkata: sesungguhnya kami akan menanyakan kepada Ali r.a. satu masalah dan kita lihat bagaiamana ia menjawab, jikalau ia menjawab satu pertanyaan dari kita satu persatu dengan jawaban yang berbeda, maka kita tahu bahwa ia adalah seorang yang alim sebagaimana yang diungkapkan oleh Nabi.
Maka datanglah salah satu dari mereka dan berkata: “wahai Ali, manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?” Ali r.a. menjawab: “ilmu lebih utama dari pada harta”, kemudian ia bertanya lagi, dengan dasar apa? Ali Menjawab: Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkana harta adalah warisan Qarun, Syadad, Fir’aun dan lainnya. Kemudian ia pergi dan datang yang lainnya lagi lalu ia bertanya seperti pertanyaan yang diajukan oleh orang pertama dari kaum khawarij, dan Ali r.a. menjawab: ilmu lebih utama dari pada harta”. Lalu Ali ditanya lagi, “dengan dasar apa?”, Ali menjawab: “Ilmu akan menjagamu sedangkan harta kau yang menjaganya”. Lalu ia pergi.
Setelah dua orang mendapatkan jawaban yang berbeda, datanglah orang ketiga bertanya dan pertanyaan yang sama dan Ali menjawab “Ilmu lebih utama dari pada harta”, “dengan dasar apa?” Ali menjawab: “bagi  si pemilik harta memiliki musuh yang banyak, sedangkan si pemilik ilmu memiliki teman yang banyak”. Kemudian ia pun pergi dengan jawaban yang berbeda lagi.
Datanglah orang yang keempat bertanya pula dengan pertanyaan yang sama dan Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari pada harta”,lalu ia bertanya lagi “dengan dasar apa wahai Ali?” Ali r.a. menjawab “jika kau membelanjakan harta maka ia akan berkurang, sedangkan jikau kau membelanjakan ilmu, maka ia akan bertambah”. Lalu orang yang keempat inipun pergi dengan membawa jawaban yang berbeda.
Orang yang kelima datang pula dan bertanya: “wahai Ali, manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?” kemudian Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari pada harta”. Kemudian Ali ditanya lagi, “Dengan dasar apa bahwa Ilmu lebih utama dari pada harta?” lalu Ali menjawab: “Si pemilik harta memiliki nama panggilan Bakhil dan medit, sedangkan Si pemilik ilmu memiliki nama panggilan kemuliaah dan keluhuran”. Lalu orang yagn kelima ini pun pergi membawa jawaban yang berbeda pula.
Kemudian datanglah orang yang keenam dan bertanya: “Wahai Ali, manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?” Ali r.a. menjawab: “Ilmu lebih utama dari pada harta”, dan orang itu melanjutkan pertanyaannya lagi, “dengan dasar apa?”, Ali r.a. menjawab dengan tegas, “harta, kau akan menjaganya dari pencuri, sedangkan ilmu, kau tidak menjaganya dari pencuri”. Orang yang keenam ini pun pergi pula dengan jawaban berbeda.
Lalu datanglah orang yang ketujuh dan bertanya: “wahai Ali, manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?” Kemudian Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari pada harta”, “dengan dasar apa? Ali menjawab: “harta akan habis ditelan lamanya waktu dan berjalannya waktu sedangkan ilmu tidak akan lenyap dan habis”. Lalu orang yang ketujuh ini pun pergi.
Datang orang yang ke delapan dan bertanya: “wahai Ali, manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?” Kemudian Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari pada harta”, “dengan dasar apa? Ali menjawab: “ilmu akan membuatmu dihisab di hari kiamat kelak dan ilmu akan memberi syafa’at kepada si Pemiliknya”.
Datang lagi orang yang kesembilan dan ia bertanya: “wahai Ali, manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?” Ali menjawab: “ilmu lebih utama dari pada harta”, lalu Ali r.a. ditanya lagi: “dengan dasar apa?”,  Ali r.a. menjawab lagi: “Harta akan membuat hatimu keras sedangkan ilmu akan menyinari hatimu”. Lalu ia juga pergi.
Orang yang kesepuluh turut andil bertanya: “wahai Ali, manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?” dan sahabat Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari pada harta”, ia bertanya lagi, “Dengan dasar apa?” lalu Ali r.a. menjawab: “bagi si pemilik ilmu ia akan disebut orang yang ahli ibadah, sedangkan si pemilik harta akan disebut Tuhan disebabkan karena hartanya.
Kemudian setelah orang yang kesepuluh, yakni orang yang terakhir dari para pembesar khawarij, sahabat Ali berkata lagi: jikalau mereka bertanya kepadaku tentang masalah ini, pasti saya akan menjawab denga n jawaban yang berbeda selama saya masih hidup. Kemudian sepuluh para pembesar khawarij itu pasrah dan menyerah semuanya.